Kamis, 16 Oktober 2008

daya aktif & reaktif



Mengenal daya aktif, daya reaktif dan faktor daya
Maret 25, 2008
Menghitungnya:
> Daya reaktif harus diketahui satuannya VAR (Volt Ampere Reaktif)
> alatnya adalah VAR meter
> Daya aktif harus diketahui satuannya Watt tentunya dengan wattmeter
> kmudian watt dibagi VAR diperoleh cos phi.
Oke, saya awali dengan penjelas an mengenai daya listrik terlebih
dahulu. Seringkali terjadi kebingungan antara daya dan energi.
Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja.
Energi memiliki satuan Joule atau Btu. Sedangkan daya
didefinisikan sebagai laju energi yang diba ngkitkan atau
dikonsumsi. Satuan dari daya adalah Joule/detik atau watt. Maka
satuan energi listrik adalah watt -detik atau lebih populer dengan
watt-hour.
Daya dengan satuan watt disebut sebagai daya aktif (P). Daya inilah
yang dikonsumsi oleh berbagai mac am peralatan listrik. Selain daya
aktif, kita kenal daya reaktif. daya reaktif ini memiliki satuan VAR
atau volt ampere reaktif. Daya reaktif (Q) ini tidak memiliki
dampak apapun dalam kerja suatu beban listrik, dengan kata lain
daya reaktif ini tidak berguna bagi konsumen listrik. Gabungan
antara daya aktif dan reaktif adalah apparent power atau daya
nyata (S). Jika digambarkan dalam bentuk segitiga daya, maka
daya nyata direpresentasikan oleh sisi miring dan daya aktif
maupun reaktid direpresentasikan ole h sisi-sisi segitiga yang saling
tegak lurus.
Lalu, apa hubungannya dengan faktor daya? Faktor daya sering
disebut sebagai cos phi (cosine phi) dimana phi adalah sudut antara
daya nyata (S) dengan daya aktif (P). P sendiri sama dengan (S * cos
phi). Sedangkan Q (daya reaktif) sama dengan (S*sin phi) . Ingat,
cos phi tidak sama dengan efisiensi.
Analogi sederhananya adalah, ada suatu jalan dengan lebar tertentu
. Kemudian kita bariskan 10 orang pada jalan tersebut, ternyata
baru memakai 10% dari lebar jalan. Kemudian, kita tambahkan
menjadi 80 orang ternyata 80% lebar jalan dapat kita pergunakan.
Terlihat, dengan semakin banyak orang yang bisa kita masukkan ke
jalan tersebut, maka faktor pemanfaatan jalan juga semakin tinggi.
Tentu berbeda jika dari 1000 orang , kita suruh berjalan dalam
bentuk 10 baris jika dibandingkan dengan bentuk barisan berupa
80 baris.
Menjawab pertanyaan berikutnya, apa yang terjadi jika faktor
daya ( cos phi) tinggi dan apa yang terjadi jika rendah. Oke, kita
langsung masuk ke perhitungan saja supaya lebih mudah untuk
memahami efek dari faktor daya. Misalkan PLN menyuplai daya
pada suatu pabrik sebesar 500 kW berupa daya aktif. (ingat
satuannya!!!), pada rating tegangan 10kV. Kemudian hitung rugi -
rugi pada saluran distribusi daya yang dimiliki PLN jika faktor
daya beban konsumen sebesar 0,6 dan 0,9.
Dari persamaan diatas, terlihat bahwa daya aktif (P) = V*I*PF ,
dimana PF(power factor) adalah faktor daya atau cos phi. Maka
untuk faktor daya sebesar 0,6 akan kita dapat arus yang disuplai
PLN ke konsumen sebesar I = P/(V*PF) = 83,33 A . Sedangkan
untuk faktor daya pada beban konsumen sebesar 0,9 , besar arus
yang disuplai PLN sebesar I = 55,55 A. Jika kita bandingkan, untuk
daya aktif yang sama, PLN harus menyalurkan arus lebi h besar
jika faktor daya beban yang dimiliki konsumen lebih rendah. Arus
yang tinggi ini akan menyebabkan kenaikan rugi -rugi daya pada
saluran yang harus ditanggung oleh PLN. Perlu diingat, rugi -rugi
daya didefinisikan sebagai hasil perkalian antara kuadra t arus
dengan hambatan pada saluran listrik. Oleh karena itu, untuk
konsumen industri PLN mengenakan biaya tambahan berupa biaya
beban reaktif. Sedangkan untuk konsumen rumah tangga tidak ada
pos biaya beban reaktif.
Mungkin anda masih ingat beberapa waktu yang lalu, sempat
menjadi tren untuk menggunakan penghemat listrik pada rumah
tangga. Memang ada beberapa jenis penghemat listrik, salah
satunya memanfaatkan kapasitor untuk meningkatkan faktor daya,
sehingga daya reaktif yang dikonsumsi menurun. Sebenarn ya hal
itu tidak terlampau berguna bagi konsumen rumah tangga, karena
tidak ada biaya beban reaktif. Mengenai cara meningkatkan faktor
daya , insya ALLAH akan saya bahas di postingan berikutnya
Sebagai referensi untuk detail perhitungan, anda bisa membaca
buku Rangkaian Listrik karangan DR.Sudaryatno Sudirham.
Mudah dipahami.

1 komentar:

pramono mengatakan...

Bagussssssssssssss terus menulis pak... knowledge merupakan asset yang harus dimaintain untuk generasi mendatang terimakasih saya mendapat banyak tambahan ilmu kelistrikan untuk industri dari anda ijinkan saya menyebarkan ilmu yang anda miliki
Bravoooo Bontang
ex Bontang LNG Plant